Menyambut Kelahiran Sibuah Hati
Oleh : Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu'thi
Lahirnya si
mungil memang saat yang dinanti-nanti sehingga bila seorang dianugerahi anak
hendaknya ia bersyukur kepada Allah baik ia berjenis kelamin laki-laki atau
perempuan.
Dan
dianjurkan bagi seorang muslim untuk memberi tahu saudaranya sesama muslim yang
dikaruniai anak dalam keadaan saudaranya belum tahu anaknya telah terlahir.
Yang seperti ini termasuk bentuk memasukkan kebahagiaan kedalam hati seorang
muslim. Tentunya yang seperti ini akan mempererat tali kecintaan diantara
mereka. Al Qur’an telah menyebutkan tentang kabar gembira bagi seorang yang
dikaruniai anak. Allah berfirman dengan meyebutkan ucapan para malaikat yang
singgah dirumah Ibrahim sebelum mereka sampai ditempat yang mereka di utus
kepadanya yaitu kaumnya Nabi Luth :
ﭽ ﯸ ﯹ ﯺﯻ ﯼ ﯽ ﯾﯿ ﰀ ﰁ ﰂ ﰃ ﭼ الذاريات: ٢٨
"(Tetapi mereka tidak mau makan), Karena itu Ibrahim merasa takut
terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka
memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim
(Ishak)". (QS adz Dzariyat : 28)
Allah juga
berfirman tentang Nabi Zakariya :
ﭽ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﭼ مريم: ٧
"Hai Zakaria,
Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak
yang namanya Yahya." (QS Maryam :
7)
Dan
dianjurkan bagi orang yang diberi kabar gembira oleh saudaranya untuk memberi
hadiah yang mengabarkannya. Sebagaimana dahulu Sahabat Ka’b bin Malik memberi
hadiah kepada yang memberitahu ia tentang turunnya ayat yang menjelaskan
diterimanya tobatnya Ka’b bin Malik. Seperti inilah bimbingan islam yang
mulia,dimana seorang muslim ikut berbahagia dengan kebahagiaan yang dirasakan
oleh saudaranya. Akan tetapi karena ketidaktahuan umumnya masyarakat muslimin
dijaman sekarang tentang bimbingan yang mulia ini nyaris ruh kecintaan hilang
ditengah-tengah mereka dan diganti dengan sikap acuh tak acuh bahkan mungkin
sikap kedengkian.
Disamping
dianjurkan memberitakan kelahiran anak juga bagus kiranya untuk memberikan tahni’ah
(ucapan selamat)
Perbedaan
antara memberi kabar gembira dengan ucapan selamat bahwa yang dimaksud memberi
kabar gembira adalah memberitakan kepada yang dikaruniai anak bahwa anaknya
telah terlahir dalam keadaan ia belum tahu. Sedangkan tahni’ah (ucapan selamat)
adalah mendo’akan kebaikan bagi anak saudaranya setelah saudaranya itu
mengetahui kelahiran anaknya. [lihat Tuhfatul Maudud karya Ibnul Qoyyim : 21]
Dan sebatas
pengetahuan kami, tentang tahni’ah ini tidak datang satu haditspun dari
Rasulullah yang ada adalah atsar (ucapan dan perbuatan)
sebagian tabi’in. Misalnya: Atsar dari al Hasan al Bashri bahwa ia ditanya
tentang tahni’ah apa yang diucapkannya ? al Hasan berkata : ucapkanlah :
جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى
أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم
“Semoga
Allah menjadikan anak ini di berkahi bagimu dan bagi umatnya Nabi Muhammad “. [Diriwayatkan oleh th Thabaroni dalam ad du’a 2/1243 dengan
sanad yang bagus]
Akan tetapi
tahni’ah ini bukan suatu yang sunnah apalagi suatu keharusan karena landasannya
adalah atsar dari sebagian tabi’in dan bukan dari Nabi.
Dan tidak
pantas bila tahni’ah diucapkan hanya bagi yang dikaruniai anak laki-laki bukan
yang dikaruniai anak perempuan. Hendaklah memberi tahni’ah kepada yang
dianugerahi bayi laki-laki dan atau perempuan, atau tidak mengucapkan tahni’ah
kepada yang dikaruniai anak laki-laki atau perempuan sama sekali. Hal ini agar
terhindar dari kebiasaan jahiliah dimana kebanyakan mereka memberikan tahni’ah
dengan kelahiran anak laki-laki dan mengucapkan tahni’ah dengan kematian anak
perempuan, bukan ketika kelahirannya.[Tuhfatul Maudud 21 cetakan al Muayyad]
# Sebab
menjeritnya bayi ketika lahir
Ketahuilah
bahwa seorang bayi itu menjerit ketika dilahirkan karena ditonjok oleh syaithan,
sebagaimana sabda Nabi :
صِيَاحُ الْمَولُوْدِ حِيْنَ يَقَعُ نَزْغَةٌ
مِنَ الشَّيْطَانِ
“Jeritan
bayi ketika terlahir adalah (karena) pukulannya syaithan”.[Hr. Muslim
dari Abu Hurairah]
Nabi juga
bersabda (yang artinya) : ”Tiada seorang anak Adam terlahir kecuali disentuh
oleh syaithan ketika terlahir sehingga ia menjerit karenanya, kecuali Maryam
dan puteranya (Nabi ‘Isa). [Shahih al
Bukhari no: 3431]
Dan telah
datang penjelasan dalam riwayat yang lain tentang maksud disentuh oleh syaithan
yaitu bahwa syaithan menusuk dengan kedua jarinya pada dua sisi perut bayi
[Shohih al Bukhari no: 3286]
Coba Anda
perhatikan! Bayi yang masih kecil dan belum tahu apapun tentang dunia sudah
ditusuk (disakiti) syaithan, lalu bagaimana kiranya bila anak itu sudah mampu
berbicara dan mengetahui beragam perkara?!. Kemudian seperti apa usaha syaithan
untuk menyesatkan manusia bila ia telah bergerak syahwatnya untuk mencari dunia
dan semisalnya?!
Bersambung ...