SILSILAH: Agamaku Mengajarkanku… (Seri ke 4-6) – Dalam Kitab: Silsilah ‘Allamani Dieniy
Bersama: DR. Muhammad bin Umar Bazemul حفظه الله تعالى
| | |
Bagian ke 4:
Agamaku Mengajarkanku: bahwa umur manusia
tidaklah diukur dengan hari dan bulan maupun tahun, akan tetapi diukur
dengan amalan sholeh, demikian pula dengan harta tidaklah dihitung
dengan apa yang telah dia tinggalkan untuk (orang-orang) sepeninggalnya,
akan tetapi yang akan terwarisi darinya adalah apa yang telah dia
infaqkan di jalan ketaatan kepada Alloh dan mendekatkan diri kepada-Nya
سبحانه.
✸ ✸ ✸
✸ ✸ ✸
Bagian ke 5:
Agamaku mengajarkanku:
bahwa berbakti kepada kedua orangtua dan berlaku adil dalam bermu’amalah
bagian dari sebab-sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan
bahwasanya durhaka kepada orangtua dan perbuatan kezhaliman termasuk
dari dosa-dosa yang akibat (balasan) dari kedua perbuatan itu akan
disegerakan di dunia; (disebutkan) dari Abu Bakroh dari nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
«مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى
أَنْ يُعَجِّلَ الله لِصَاحِبِهِ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا
يُدَخِّرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ قَطِيْعَةِ الرَّحِمِ وَالبَغْيِ»
“Tidak ada dari satu dosa pun yang lebih
pantas untuk Alloh segerakan balasannya di dunia bersama dengan apa yang
akan dia dapatkan di akhirat dari pemutus tali persaudaraan dan
kezhaliman.” [1]
Dan yang pertama dari tali persaudaraan setiap muslim yang diperintahkan untuk menyambungnya ialah kepada kedua orangtua.
✸ ✸ ✸
Dan yang pertama dari tali persaudaraan setiap muslim yang diperintahkan untuk menyambungnya ialah kepada kedua orangtua.
✸ ✸ ✸
Bagian ke 6:
Agamaku Mengajarkanku: sesungguhnya kita mana
kala beranjak dewasa maka semakin banyak keinginan kita, dan keinginan
kita yang terbesar akan terpusat pada satu bentuk, itulah keinginan kita
yang terbesar, sehingga ada diantara orang yang semakin beranjak dewasa
semakin banyak keinginannya terhadap dunia, terhadap perniagaan, pada
segala bidang yang dia lihat dari urusan-urusan dunia, dan diantara
orang ada yang semakin beranjak dewasa semakin besar pula keinginannya
di dalam mempersiapkan diri untuk akhiratnya, dan beramal untuknya, maka
(kelompok) pertama tujuan ilmunya adalah dunia, dan keinginan
terbesarnya adalah dunia, sedangkan (kelompok) kedua tujuan ilmunya
adalah akhirat, dan keinginan terbesarnya adalah akhirat dan
memperbekali diri untuk akhirat. Maka demikianlah seharusnya kita.
Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dihasankan oleh
Albani dari Ibnu Umar rodhiallohu ‘anhu beliau berkata: “Jarang sekali
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berdiri meninggalkan majelis
hingga beliau berdoa dengan doa-doa tersebut untuk para sahabatnya:
اللَّهم اقْسِم لنا من
خشيتِك ما يحُول بيننا وبين معاصيك، ومن طاعتِك ما تُبلِّغنا به جنّتَك،
ومن اليقينِ ما تُهوِّن به علينا مصائبَ الدنيا، اللَّهم أَمتِعْنا
بأسماعِنا، وأبصارِنا، وقوّتِنا ما أحييتَنا، واجعلْه الوارثَ منا، واجعلْ
ثأرَنا على مَن ظلمنا، وانصرْنا على مَن عادانا، ولا تجعَلْ مصيبتَنا في
دينِنا، ولا تجعَلِ الدنيا أكبرَ همّنا، ولا مبلغَ علمنا، ولا تسلّط علينا
مَن لا يرحمنا
“Ya Alloh, jadikanlah rasa takut kepada-Mu
sebagai penghalang antara kami dengan kemaksiatan, dan jadikan ketaatan
kepada-Mu bahagian yang dapat menghantarkan kami kepada surga-Mu, dan
jadikan keyakinan kami bahagian yang meringankan musibah dunia yang
menimpa kami, dan jadikanlah kami senang dengan pendengaran kami dan
penglihatan kami serta kekuatan kami sepanjang hidup kami, dab
jadikanlah ia terjaga untuk kami sepanjang hidup kami, dan jadikanlah ia
terjaga untuk kami (dan orang-orang setelah kami, pent), dan jadikanlah
tuntutan balasan kami hanya bagi orang-orang yang menzhalimi kami saja,
dana tolonglah kami atas orang-orang yang memusuhi kami, dan jangan
Engkau jadikan musibah yang menimpa kami (mengurangi) keagamaan kami,
dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai keinginan terbesar kami, dan
tujuan dari ilmu kami, dan jangan Engkau kuasakan atas kami orang-orang
yang tidak mengasihi kami”.
—————–
[1] Diriwayatkan oleh ashabus sunan kecuali
Nasaai, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim serta Albani di dalam
as-Shohihah (91).
✸ ✸ ✸
Palembang, 23/5/1435H.
Alih Bahasa: Abu Abduh Muhammad Sholehuddin Alu as-Sayuthi.
Alih Bahasa: Abu Abduh Muhammad Sholehuddin Alu as-Sayuthi.
Sumber : forumsalafy.net